Monday, April 26, 2010

PSIKOLOGI KOMUKATOR

PSIKOLOGI KOMUKATOR

Sebelum menginjak pokok pembahasan kami mencoba melakukan pencerahan, arti dari psikologi sendiri adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis atau jiwa manusia , sedangkan komunikator adalah seseorang yang telah menyampaikan brita atau pesan. Pengertian psikologi komukator sulit diarikan secara detail dengan maksud disini kami akan mencoba mengartikan dengan beberapa contoh dan menarik kesimpulan, contoh dari pskologi komunikator sepertihalnya suatu saat anda berada dalam suatu forum dan ditempat itu terdapat seorang penceramah mengkaji tentang bagaimana pentingnya kebersihan, kedisiplinan dan tatakrama dalam bermasyarakat. Sedangkan seseorang yang melakuakan ceramah tersebut memakai kaus oblong, celana pendek, dengan bersandal jepit serta berasesoris anting, kalung, serta tato yang memenuhi tubuhnya. Apakah kalian akan mendengarkan dan percaya terhadap ocehan tersebut, bahkan anda akan mengira dia adalah orang gila yang sedang kambuh.

Selanjutnya jika anda ditawari seorang seles obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit dengan cara door to door atau ditawarkan dari rumah ke rumah dengan berpenampilan menarik, rapi, berdasi, meskipun seperti itu apakah anda akan percaya, kami yakin anda lebih percaya dokter yang ahli dalam bidangnya dari pada seles tersebut.

Dari kedua contoh tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwasanya kedua contoh diatas menunjukan bahwa ketika seorang komunikator berkomuikasi, yang berbengaruh bukan saja apa yang dikatakanya, tetapi keadaan mereka sendiri, he doesn’t communicate what he says, he communicates whay he is. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan yang ia katakan. Pendengar juga akan memeperhatikan siapa yang mengatakan, bahkan kadang-kadang siapa lebih penting dari apa. Fatwa agama dari seorang kiai, petunjuk kesehatan dari seorang dokter, atau uraian pelajaran dari seorang guru, begitu pula sebaliknya, kita akan sukar untuk percaya cara bertani dari seorang ahli kitab, cara berumah tangga dari seorang bujangan dsb, lebih dsari 1000tahun yang lalu

Aris Toteles menulis: Persuasi tercapai atau terbentuk karena karakteristik personal pembicara, yang mana ketika ia menyampaikan pembicaraan ki ta menganggapnya dapat dipercaya.

Kita lebih penuh dan lebih percaya pada orang-orang baik dari pada orang lain dan ini berlaku pada umumnya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat berbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang di ungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan persuasinya, sebaiknya karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya.
Aristoteles menyebut karakter komunkator ini adalah sebagai etos. Etos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik (Good sense, good moral character, good will ) Pendapat aristoteles telah diuji secara ilmiah oleh Carl hovland dan Walter Weiss, keduanya telah melakukan experimen pertama tentang psikologi komunikator, kepada sejumlah besar subjek disampaikan pesan tentang kemungkinan membangun kapal selam yang mana akan di gerakan oleh tenaga atom, tapi sesuei dengan zamanya pada saat itu hanya impian belaka, yang menjadi permasalahan pesan tesebut di tulis oleh J. Robert Openheimer, pendapat yang lain mengatakan bhawa pesan tersebut juga di tulis oleh Pravda, surat kabar soviet yang mana terkenal ketidak jujuranya, sebelum membaca pernyataan tersebut subjek di minta untuk mengisi kuesioner yang mengidentifikasikan pendapat mereka tentang topik tersebut, setelah membaca pernyataan tersebut mereka mengisi koesioner lagi. Kebanyakan orang yan telah membaca pernyataan tersebut dihubungkan dengan Oppenheimer, sedikit sekali yang membaca pernyatan Pravada, berarti kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya seorang komunikator harus bisa menempatkan diri dan memiliki kemampuan pada bidangnya. Dan itupun tidak pernah lepas dari kredibilitas, tetapi kita tidak hanya melihat pada kredibilitas sebagai faktor yang mana mempengaruhi efek sumber, kita harus melihat dua unsur lainya seperti halnya : atraksi komunikator ( source attractivenness) dan kekuasaan ( source power ) keduanya kita bisa menyebutnua dengan ethos.
Di atas telah kita uraikan bahwa ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi dan kekuasaan. Ketiga dimensi ini behubungan dengan jenis pengaruh sosial yang di timbulkanya, Herbert C mengungkapkan pengaruh komunikasi kita pada orag lain berupa tiga hal yaitu internalisasi, identifikasi dan ketundukan
Internalisasi akan terjadi bila mana orang menerima pengaruh karena prilaku yang dianjurkan itu sesuei dengan sistem nilai yang telah di milikinya, kita menerima gagasan, pikiran, anjuran orang lain karena ketiga hal tersebut berguna untuk memecahkan suatu masalah, seperti halalnya contoh dokter memeberi saran anda untuk tidak merokok secara tidak langsung kita pasti menganut apa yang telah di katakanya. Dimensi ethos yang paling relevan di sini adalah kredibilitas _keahlian komunkator atau kepercayaan kita pada komunikator.
Identifikasi terjadi bila individu mengambil prilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena prilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan orang atau kelompok itu, hubungan yang mendefinisikn diri artinya memperjelas konsep diri , yang mana seolah olah diri sendiri menjadi diri orang lain. Identifikasi ini terjadi sepert anak meniru tindak tanduk orang tuanya. Dimensi ethos yang paling relevan dengan identifikasi adalah atraksi.
Ketundukan akan terjadi bilamana indifidu menerim pengaruh kelompok ataupun indifidu karena ia berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan bagi dirinya dari kelompok ataupun indifidu, seseorang melakukan itu karena ingin memebantunya dalam aspek sosial. Seperti halnya bawahan yang selalu mengikuti atasanya karna takut akan dipecat, dimensi ethos yang berkaitan adalah kekuasaan. Ketiga hal tersebut akan kita perinci pada bagian berikutnya.
A. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentan sifat-sifat komunikator. Dalam defenisi ini terkandung dua hal yaitu : (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate; jadi tidak inheren dalam diri komunikator (2) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen kredibilitas. Karena krebilitas itu masalah persepsi, kredibilitas bisa berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunicate)
B. Atraksi Marilah saya ingatakan anda lagi pada faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi intrapersonal yang mencakup daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan dan kmampuan kita cenderung menyukai orang yang tampan maupun cantik, yang banyak kesamaan pada kita dan memiliki kemampuan yang lebih dari kita, sepintas kita juga menyebut penelitian yang membuktikan bahwa orang cantik lebih besar kemungkinan untuk menjadi komunikator yang efektif, pada bagian ini kita akan mengulang pengaruh faktor atraksi fisik dan kesamaan dalam hubunganya dengan efektivitas komunikasi, yakni dengan cara mengubah sikap atau prilaku.
C. Kekuasaan . Dalam kerangka teori kelman, kekuasan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan, sepertihalnya kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate , kekuasaan dapat menyebabkan seorang komunikator memaksakan kehendaknya pada orang lain, karna dia memiliki sumber daya yang paling penting (critical resources) . pendapat reven setelah memodifikasi kekuasaan, di situ menghasilkan lima jenis kekuasaan.

1. Kekuasaan Koersif, kekuasaan tersebut menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran untuk memberikan hukuman pada komunikate, keduanya dapat bersifat personal misalnya benci dan kasih sayang atau impersonal seperti halnya kenaikan pangkat atu pemecatan telah di contohkan seoran ibu menyuruh anaknya mandi dan kalau tidak mandi tidak akan di ajak main
2. Kekuasaan Keahlian, kekuasaan ini berasal dari pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, atau kemampuan yang dimiliki komunikator, seperti hlnya seorang dosen bisa menyuruh mahasiswa menafsirkan sesuatu dengan teori pendapatnya
3. Kekuasaan Informasional, kekuasaan ini berasal dari komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang telah dimiliki oleh seorang komunikator, ahli komputer memiliki kekuasaan informasional ketika menyarankan kepada pemimpin perusahaan untuk membeli komputer jenis tertentu.
4. Kekuasaan Rujukan, di sini komunikate menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya, komunikator dikatakan mempunyai kekuasaan rujukan bila mana ia berhasil menanamkan kekaguman pada komunikate , seperti halnya nabi yang yang prilakunya ditiru oleh para umatnya.
5. Kekuasaan legal, kekuasan ini berasak dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator berwenang untuk melakukan suatu tindakan, seperti kiai di pesantren , komandan di kalangan tentara ia mempunyai kekuasaan legal

Penelitian psikologi tentang penggunaan kekuasaan menunjukan bahwa orang akan memilih jenis kekuasaan yang dimilikinya tidak secara rasional. Orang akan mengunakan kekuasaan koersif hanya karena ingin memenuhi kepuasan diri dan menunjang harga dirinya. Berikut telah di sampaikan dalam berbagai hasil penelitian yang berkenaan dengan penggunaan kekuasaan dalam mempengaruhi prilaku orang lain
Komunikate akan merasa lebih baik diyakinkan untuk melakukan sesuatu atau prilaku yang tidak di sukai dengan dijanjikan ganjaran daripada dengan ancaman bahkan sampai hukuman, ancaman yang kuat bahkan akan jadi boomerang bagi kita.













BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari semuanya adalah ketika seorang komunikator berkomunikasi yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri, He doasn’t communicate what he says, he communicates what he is. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan yang ia katakan. Pendengar akan memperhatikan siapa yang mengatakan .























DAFTAR PUSTAKA


1. Andrresen M. Introduction to Communication Theory and Practice, (Mennio Park :th 1972) hlm,254
2. Aristoteles, hlm,1954:45
3. B.D. Ruben, Komunication Speech and Psychological Models of man, th ,1987
4. Rahmat Djalaluddin, Psikologo Komunikasi,( Bandung PT Remaja Rosda Karya: th,1985)

No comments:

Post a Comment